Minggu, 16 September 2012

Permasalahan Di Indonesia Karena Moralkah?

          Perasaan ini sangat miris, miris melihat berita-berita yang tersebar di televisi, miris membaca kabar di koran ataupun artikel di internet. Berita-berita tentang kekurangan air, korupsi, impor barang yang sebenarnya negeri kita sendiri sudah ada potensi menghasilkannya tanpa perlu barang impor, pertengkaran antaragama, antarsuku, bahkan antarkeluarga sendiri, pembunuhan, tawuran, kemacetan, kecelakaan, dan berita-berita buruk lainnya. Entah karena tidak ada berita baik lagi untuk negeri kita atau mungkin ada tapi tak terendus media.

Lalu mengapa negeri yang orang-orang bilang indah permai, asri, dan segenap ungkapan-ungkapan indah lainnya ini justru terkungkung dengan berbagai permasalahan yang semakin hari semakin pelik? Banyak lontaran komentar, kritikan, saran, maupun berbagai kecaman. Namun tetap saja berita-berita tak menyenangkan itu masih bergulir di media, baik elektronik maupun cetak.
Miris memang, banyak permasalahan tapi belum banyak solusi yang dilakukan kita sampai saat ini. Sebenarnya apa yang salah pada diri bangsa kita ini perlu diselidiki. Permasalahan-permasalahan itu memang perlu dilihat dari perspektif manapun. Salah satu contohnya adalah dari perspektif agama. Bila dilihat dari segi agama sepertinya bangsa Indonesia seolah-olah mendapat laknat atau hukuman dari Tuhan sehingga bangsa kita tak pernah bisa lepas dari permasalahan-permasalahan yang selalu dialami oleh negeri ini. Akan tetapi semua permasalahan pastilah harus diteliti hingga ke akar-akarnya. Dan sayangnya permasalahan yang pernah ada bahkan terulang kembali mengakibatkan permasalahan itu belum benar-benar tuntas.
Unsur agama secara tanpa kita sadari memang sangat mempengaruhi kehidupan kita. Apabila keseharian kita kurang mendekat pada Tuhan pastinya Tuhan menjauh dari kita, dan segala tindak tanduk kita jauh dari sifat-sifat Tuhan. Begitu pula sebaliknya bila kita mendekat kepada Tuhan maka Tuhan juga akan mendekat kepada kita dan tentunya tingkah laku kita tak akan buruk, dan justru sifat-sifat yang dimiliki Tuhan bisa kita pelajari sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi kehidupan kita untuk seterusnya. Kejadian-kejadian yang menimpa bangsa kita bila dilihat dari perspektif agama mungkin karena bangsa kita kurang mendekat kepada Tuhan sehingga yang terjadi justru perilaku buruk yang senantiasa menimpa negeri kita.
Bangsa Indonesia mendapat masalah yang begitu pelik salah satunya karena mungkin moral bangsa Indonesia itu sendiri kebanyakan telah rusak. Rusak karena hawa nafsu, menuhankan uang, membenci kebenaran sehingga kebenaran-kebenaran selalu ditutup-tutupi, dan tingkah laku yang tak pantas lainnya. Mulai dari korupsi yang tak pernah berhenti kasusnya, hakim yang tak adil dalam memutuskan perkara, tawuran antarpelajar yang tak kunjung reda, pembunuhan yang motifnya hanya sepele, dan masalah lainnya.
Lihat, kasus-kasus itu berasal dari moral yang telah rusak, rusak oleh kelakuan kita sendiri yang tak mampu mengendalikan hawa nafsu, yang terlalu mengutamakan uang, harta maupun kekuasaan sehingga semuanya menjadi gelap mata dan kasus-kasus itu pun selalu terjadi, bahkan berulang-ulang tanpa bisa dicegah. Kerusakan moral itu bukan hanya rakyat Indonesia saja yang mengalaminya, akan tetapi petinggi-petinggi negara kita sendiri juga sama seperti yang lain, moralnya telah rusak.
Negara yang moralnya rusak akan sangat sulit untuk menjadi negara maju. Bagaimana Indonesia bisa memajukan negara apabila moral penghuninya sudah banyak yang rusak. Semua perlu dibenahi, terutama dari moral bangsa kita. Mendekat kepada Tuhan, tak perlu menuhankan uang, kekayaan maupun nafsu. Perubahan itu tidak harus dari rakyat dahulu ataupun dari pemerintah dahulu. Akan tetapi semuanya sama-sama melakukan perubahan, mulai dari rakyat dan pemerintahnya, tatanan ekonominya, politiknya, masyarakatnya, sosial budayanya, dan lain-lainnya.
Bagaimana Indonesia bisa maju bila negara kita yang katanya adalah negara agraris tapi kehidupan agrarisnya justru tercerai berai karena semuanya serba impor. Mulai dari beras, jagung, hingga kedelai pun tak menggunakan produk bangsa kita sendiri. Bagaimana Indonesia bisa maju bila semua wanita dipekerjakan di luar negeri dan hanya sebagai pembantu rumah tangga padahal lapangan pekerjaan di negeri ini masih berpeluang besar, dan tidak sebatas sebagai pembantu rumah tangga. Ada lagi yang dipersulit mendapatkan pekerjaan sehingga ujung-ujungnya mengamen, itupun hanya sekedar dilarang tanpa ada tindakan yang tepat untuk mengurangi jumlah pengangguran.
Bagaimana Indonesia bisa maju bila petinggi-petinggi negara tidak mau mengakui perbuatan suap-menyuapnya, justru hampir semuanya saling melemparkan. Bagaimana Indonesia bisa maju bila orang yang jujur sering mendapat ancaman, dianggap membahayakan bagi sekelompok orang yang ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari orang yang jujur. Bagaimana Indonesia bisa maju bila kebenaran-kebenaran yang hampir tampak justru ditutup-tutupi untuk keegoisan seseorang atau sekelompok orang semata. Bagaimana Indonesia bisa maju bila produksi kendaraan bermotor tidak dibatasi, justru dibiarkan terus meningkat sehingga kemacetan tidak terhindarkan lagi bahkan di jalanan-jalanan yang awalnya sepi.
Bagaimana Indonesia bisa maju bila teman sebelahnya tak sengaja terluka lalu dibalas dengan luka atau bahkan dengan darah yang disengaja, dan itupun turun-temurun hingga adik kelas yang tak tahu apa-apa ikut campur mengeluarkan celurit dan senjata-senjata tajam lainnya. Bagaimana Indonesia bisa maju bila hal sepele karena kecemburuan, karena kekurangan ekonomi membuat seseorang membunuh orang yang ia sayangi, yang sangat dekat dengannya, seperti keluarganya, sahabatnya, maupun kekasihnya.
Dan masih banyak lagi kata-kata “bagaimana Indonesia bisa maju bila......” untuk diungkapkan karena terlalu banyak permasalahan yang dialami bangsa kita yang tercinta ini. Semuanya itu perlu diperbaiki, semuanya itu berasal dari tingkah laku yang tak sesuai dengan moral dan norma Pancasila. Bila Indonesia ingin maju, perbaiki dahulu moral bangsa ini, baru semua tatanan negara bisa turut diperbaiki.

 Nur Kholifah
11201241063

1 komentar: