Akhir-akhir ini sinetron-sinetron
baik itu sinetron buatan Indonesia maupun buatan Jepang atau Korea yang biasa disebut
drama Asia telah menjamur di kalangan remaja Indonesia, bahkan ibu-ibu rumah
tangga pun tak ketinggalan mengikuti jalan ceritanya. Sinetron maupun drama
Asia memang cocok sebagai hiburan di sela-sela aktivitas yang kian hari kian menjemukan.
Menonton sinetron maupun drama Asia bahkan sudah biasa menjadi aktivitas wajib
yang dilakukan oleh para pecinta sinetron. Hiburan yang cocok untuk kita
terkadang memang sangat sulit untuk kita tinggalkan, tak peduli apakah hiburan
itu berbahaya bagi diri sendiri atau tidak.
Memang
tidak ada salahnya menonton sinetron maupun drama Asia. Akan tetapi sangat
tidak wajar bila keduanya ditonton tanpa mengenal waktu. Setiap hari kegiatan
hanya diisi dengan duduk manis di depan televisi sambil memakan camilan yang
telah tersedia sembari menonton sinetron atau drama Asia kesayangan kita. Maka bahaya-bahaya
yang bisa menyerang diri kita tidak bisa tidak dapat kita hindadri.
Lantas,
apa yang membuat sinetron-sinetron itu diminati? Jalan ceritanya? Artis-artisnya?
Atau ada hal lainnya? Di sini saya akan sedikit membahas mengenai perbedaan
antara sinetron versi Indonesia dengan sinetron versi Korea atau Jepang atau yang lebih dikenal dengan sebutan drama
Asia.
Seperti
yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa sinetron Indonesia dan drama Asia
memang sama-sama sebuah cerita fiksi. Namun, kedua sinetron itu memiliki
perbedaan tersendiri di hati masing-masing pecinta sinetron.
1.
Jalan Cerita
Akhir-akhir ini Indonesia sering
memunculkan cerita fantasi yang sangat tidak masuk akal. Seperti sinetron Raden
Kian Santang, Ben 7, Tendangan Si Madun, Ronaldowati, dan kisah-kisah lain yang
memerlukan efek magic. Akan tetapi penyajian sinetron Indonesia kurang
rapi sehingga kepalsuannya sangat terlihat. Jalan ceritanya pun tak jelas
hendak dibawa kemana ujungnya.
Selain cerita fantasi, sinetron di
Indonesia yang lagi booming saat ini adalah cerita cinta remaja yang
masih sekolah, atau cerita tentang anak yang tertukar atau bahkan dendam
saudara sendiri karena harta, dan semacamnya. Bila diamati, sinetron-sinetron
Indonesia sama seperti lainnya, tidak ada ujungnya. Misalnya cerita tentang
anak yang tertukar, dua orang ibu yang melahirkan di tempat yang sama, dan jam
yang sama. Lalu ada orang yang sengaja menukar anak kedua ibu itu, begitu
dewasa ternyata dua anak itu menyukai laki-laki yang sama, sampai menjelang menikah,
dan seterusnya. Begitu terus sampai penonton tak tahu apa tujuan cerita itu
dibuat.
Sedangkan pada drama Asia jalan
ceritanya juga cukup berbelit, namun tetap terarah. Tiap tokoh memiliki masalah
sendiri-sendiri. Misalnya pada sinetron yang berjudul Dream High, dimana 6
tokoh utama yang bersekolah di sekolah art memiliki mimpi menjadi artis
ternama, masing-masing tokoh memiliki konflik yang sedikit berbelit namun masih
bisa diikuti.
2.
Episode
Sinetron-sinetron Indonesia dapat
ditebak akan menyajikan episode. Biasanya bisa sampai puluhan bahkan ratusan
episode. Dan bahkan bisa ditebak juga bahwa cerita itu dari ujung tetapi tidak
berkhir di ujung pula. Contoh sinetron yang berepisode sampai ratusan adalah
Tersanjung, Cinta Fitri, Cinta Cenat Cenut, dan lainnya. Sedangkan drama Asia
paling lama episodenya (yang pernah saya tonton) adalah drama Asia berjudul
Boys Before Flower yang tidak hanya belasan episode, akan tetapi puluhan
episode. Namun, pada umumnya drama Asiah baik Jepang atau Korea hanya belasan
episode, yaitu berkisar 14 hingga 18 episode.
contoh sinetron Indonesia "Putri yang Ditukar"
3.
Make Up
Make up atau riasan wajah
Indonesia bisa dikatakan full face atau semuka penuh. Mulai dari blush
on, eye shadow, eyeliner, shading hidung sampai tulang rahang, lipstick
berwarna cerah. Semuanya itu membuat para pemain sinetron tidak tampak alami. Bahkan
adegan tidur pun tetap terlihat memakai make up penuh. Berbeda dengan
riasan drama Asia yang menggunakan make up non full alias tipis-tipis. Mungkin
karena wajah pemain drama Asia yang sudah dari lahir putih sehingga bedak yang
dipakai tipis. Karena mata orang-orang Korea maupun Jepang sipit-sipit maka make
up yang menonjol hanyalah eyeliner agar mata mereka tampak terlihat.
Penggunaan lipsticknya pun berwarna tipis dan cerah yang lembut. Sangat berbeda
dengan Indonesia yang kesan menornya jelas terlihat.
make up sinetron Indonesia "Cinta Fitri"
4.
Amanat Cerita
Karena episode yang disajikan
sinetron Indonesia sampai berpuluh-puluh episode maka amanat yang ingin
disampaikan oleh penulis cerita jadi sulit terbaca. Dan mungkin hanya bisa
diambil sedikit kesimpulan seperti, “jangan jadi orang jahat”. Ya, mungkin hanya
berkisar seperti itu, karena kebanyakan sinetron-sinetron Indonesia jalan
ceritanya hampir sama dimana tokoh jahat sangat menginginkan tokoh baik mati
atau tersingkir. Bahkan ada juga beberapa adegan yang tidak cocok untuk dilihat
oleh anak-anak seperti yang ada dalam film fantasi yang mulai merebak di
Indonesia.
Drama Asia yang umumnya berepisode
singkat lebih mudah diambil amanatnya, meskipun terkadang kita harus mengamati
budaya sinetron yang sedang ditonton karena budaya Indonesia sudah berbeda
dengan budaya Jepang maupun Korea. Dengan penyajian cerita yang apik, penonton
juga bisa dengan mudah mengambil amanat yang ada dalam cerita tersebut.
Terlepas dari perbedaan antara
sinetron Indonesia dan drama Asia, masing-masing sudah tentu memiliki
penilaian-penilaian pribadi dari pecinta sinetron. Saya hanya membandingkan
dari sisi pribadi saya yang pernah menikmati sinetron Indonesia dan sebagai
penikmat drama Asia.
Nur Kholifah
11201241063
Tidak ada komentar:
Posting Komentar