Senin, 24 September 2012

Drama Asia Versus Sinetron Indonesia



             Akhir-akhir ini sinetron-sinetron baik itu sinetron buatan Indonesia maupun buatan Jepang atau Korea yang biasa disebut drama Asia telah menjamur di kalangan remaja Indonesia, bahkan ibu-ibu rumah tangga pun tak ketinggalan mengikuti jalan ceritanya. Sinetron maupun drama Asia memang cocok sebagai hiburan di sela-sela aktivitas yang kian hari kian menjemukan. Menonton sinetron maupun drama Asia bahkan sudah biasa menjadi aktivitas wajib yang dilakukan oleh para pecinta sinetron. Hiburan yang cocok untuk kita terkadang memang sangat sulit untuk kita tinggalkan, tak peduli apakah hiburan itu berbahaya bagi diri sendiri atau tidak.
                Memang tidak ada salahnya menonton sinetron maupun drama Asia. Akan tetapi sangat tidak wajar bila keduanya ditonton tanpa mengenal waktu. Setiap hari kegiatan hanya diisi dengan duduk manis di depan televisi sambil memakan camilan yang telah tersedia sembari menonton sinetron atau drama Asia kesayangan kita. Maka bahaya-bahaya yang bisa menyerang diri kita tidak bisa tidak dapat kita hindadri.
                Lantas, apa yang membuat sinetron-sinetron itu diminati? Jalan ceritanya? Artis-artisnya? Atau ada hal lainnya? Di sini saya akan sedikit membahas mengenai perbedaan antara sinetron versi Indonesia dengan sinetron versi Korea atau Jepang  atau yang lebih dikenal dengan sebutan drama Asia.
                Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa sinetron Indonesia dan drama Asia memang sama-sama sebuah cerita fiksi. Namun, kedua sinetron itu memiliki perbedaan tersendiri di hati masing-masing pecinta sinetron.
1.       Jalan Cerita
Akhir-akhir ini Indonesia sering memunculkan cerita fantasi yang sangat tidak masuk akal. Seperti sinetron Raden Kian Santang, Ben 7, Tendangan Si Madun, Ronaldowati, dan kisah-kisah lain yang memerlukan efek magic. Akan tetapi penyajian sinetron Indonesia kurang rapi sehingga kepalsuannya sangat terlihat. Jalan ceritanya pun tak jelas hendak dibawa kemana ujungnya.
Selain cerita fantasi, sinetron di Indonesia yang lagi booming saat ini adalah cerita cinta remaja yang masih sekolah, atau cerita tentang anak yang tertukar atau bahkan dendam saudara sendiri karena harta, dan semacamnya. Bila diamati, sinetron-sinetron Indonesia sama seperti lainnya, tidak ada ujungnya. Misalnya cerita tentang anak yang tertukar, dua orang ibu yang melahirkan di tempat yang sama, dan jam yang sama. Lalu ada orang yang sengaja menukar anak kedua ibu itu, begitu dewasa ternyata dua anak itu menyukai laki-laki yang sama, sampai menjelang menikah, dan seterusnya. Begitu terus sampai penonton tak tahu apa tujuan cerita itu dibuat.
Sedangkan pada drama Asia jalan ceritanya juga cukup berbelit, namun tetap terarah. Tiap tokoh memiliki masalah sendiri-sendiri. Misalnya pada sinetron yang berjudul Dream High, dimana 6 tokoh utama yang bersekolah di sekolah art memiliki mimpi menjadi artis ternama, masing-masing tokoh memiliki konflik yang sedikit berbelit namun masih bisa diikuti.

                                                       contoh drama Asia "Dream High"


2.       Episode
Sinetron-sinetron Indonesia dapat ditebak akan menyajikan episode. Biasanya bisa sampai puluhan bahkan ratusan episode. Dan bahkan bisa ditebak juga bahwa cerita itu dari ujung tetapi tidak berkhir di ujung pula. Contoh sinetron yang berepisode sampai ratusan adalah Tersanjung, Cinta Fitri, Cinta Cenat Cenut, dan lainnya. Sedangkan drama Asia paling lama episodenya (yang pernah saya tonton) adalah drama Asia berjudul Boys Before Flower yang tidak hanya belasan episode, akan tetapi puluhan episode. Namun, pada umumnya drama Asiah baik Jepang atau Korea hanya belasan episode, yaitu berkisar 14 hingga 18 episode.

                         contoh sinetron Indonesia "Putri yang Ditukar"

3.       Make Up
Make up atau riasan wajah Indonesia bisa dikatakan full face atau semuka penuh. Mulai dari blush on, eye shadow, eyeliner, shading hidung sampai tulang rahang, lipstick berwarna cerah. Semuanya itu membuat para pemain sinetron tidak tampak alami. Bahkan adegan tidur pun tetap terlihat memakai make up penuh. Berbeda dengan riasan drama Asia yang menggunakan make up non full alias tipis-tipis. Mungkin karena wajah pemain drama Asia yang sudah dari lahir putih sehingga bedak yang dipakai tipis. Karena mata orang-orang Korea maupun Jepang sipit-sipit maka make up yang menonjol hanyalah eyeliner agar mata mereka tampak terlihat. Penggunaan lipsticknya pun berwarna tipis dan cerah yang lembut. Sangat berbeda dengan Indonesia yang kesan menornya jelas terlihat.

                                                       make up drama Asia "49 Days"

                                               make up sinetron Indonesia "Cinta Fitri"

4.       Amanat Cerita
Karena episode yang disajikan sinetron Indonesia sampai berpuluh-puluh episode maka amanat yang ingin disampaikan oleh penulis cerita jadi sulit terbaca. Dan mungkin hanya bisa diambil sedikit kesimpulan seperti, “jangan jadi orang jahat”. Ya, mungkin hanya berkisar seperti itu, karena kebanyakan sinetron-sinetron Indonesia jalan ceritanya hampir sama dimana tokoh jahat sangat menginginkan tokoh baik mati atau tersingkir. Bahkan ada juga beberapa adegan yang tidak cocok untuk dilihat oleh anak-anak seperti yang ada dalam film fantasi yang mulai merebak di Indonesia.
Drama Asia yang umumnya berepisode singkat lebih mudah diambil amanatnya, meskipun terkadang kita harus mengamati budaya sinetron yang sedang ditonton karena budaya Indonesia sudah berbeda dengan budaya Jepang maupun Korea. Dengan penyajian cerita yang apik, penonton juga bisa dengan mudah mengambil amanat yang ada dalam cerita tersebut.

Terlepas dari perbedaan antara sinetron Indonesia dan drama Asia, masing-masing sudah tentu memiliki penilaian-penilaian pribadi dari pecinta sinetron. Saya hanya membandingkan dari sisi pribadi saya yang pernah menikmati sinetron Indonesia dan sebagai penikmat drama Asia.

Nur Kholifah
11201241063

Tidak ada komentar:

Posting Komentar