Jumat, 28 September 2012

Pelajar Tapi Tawuran ? NO !


Seperti yang tengah marak diberitakan di media massa beberapa hari terakhir ini, bahwa di Indonesia, khususnya di daerah Ibukota banyak terjadi tawuran pelajar. Terjadinya tawuran pelajar ini melibatkan murid – murid dari sekolah ternama. Telah banyak korban yang jatuh akibat tawuran pelajar ini, baik korban luka maupun meninggal dunia. Yang lebih memprihatinkan, seringkali tawuran pelajar ini dipicu oleh persoalan sepele sehingga mengakibatkan kesalahpahaman. Di lain kasus, tawuran pelajar ini telah menjadi tradisi yang turun temurun dari tiap angkatan atau dengan kata lain disebabkan oleh dendam berkepanjangan yang diwariskan kakak kelas angkatan terdahulu kepada adik – adik kelasnya. Beberapa tempat di Jakarta bahkan telah menjadi tempat langganan terjadinya tawuran pelajar ini.
Seringkali aparat keamanan maupun pihak sekolah tidak mampu mengatasi persoalan tawuran ini. Beberapa pelaku tawuran yang ditangkap dan diamankan umumnya hanya diberi sanksi yang ringan sehingga efek jera tidak sampai pada mereka. Tidak adanya rasa penyesalan pada diri pelaku ini membuat mereka tidak segan – segan mengulangi perbuatan tawuran ini. Walaupun perjanjian damai antar sekolah sudah berkali – kali dicetuskan, namun pada kenyataannya tawuran tetap saja terjadi.
Sungguh memprihatinkan menghadapi kenyataan bahwa dunia pendidikan Indonesia seburuk ini. Pada beberapa kasus, tawuran pelajar tidak bisa lagi digolongkan sebagai kenakalan remaja, tetapi tawuran telah menjadi tindak kriminalitas yang dilakukan remaja. Bagaimana mungkin seorang pelajar dapat mengeroyok, menghakimi, bahkan membunuh pelajar lain dengan mudahnya hanya karena alasan yang sepele dan kesalahpahaman? Sangat disayangkan. Apalagi seringkali yang menjadi korban tawuran ini adalah pelajar yang tidak terlibat perselisihan dan tidak mengetahui duduk persoalannya.
Sudah semestinya kita sebagai bangsa Indonesia yang berbudi pekerti luhur membenahi keburukan – keburukan yang terjadi. Sebagai generasi muda Indonesia kita membawa amanat untuk memajukan kehidupan berbangsa. Bagaimana bisa maju jika moral dan pribadi pelajar saja sudah bobrok seperti ini? Untuk itulah kita perlu terus memperbaiki diri. Kita harus selalu ingat bahwa tugas dan hakikat pelajar adalah belajar, baik belajar secara formal di sekolah – sekolah maupun belajar di lingkungan masyarakat. Kita tidak boleh mudah terpengaruh oleh pergaulan yang sifatnya negatif. Penerus muda bangsa haruslah mempunyai prinsip yang tidak mudah tergoyahkan. Pelajar harus membentuk kepribadian yang luhur untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat.
Tentunya, untuk menghasilkan semua itu butuh dukungan dari berbagai pihak. Untuk menciptakan Indonesia maju semua elemen masyarakat haruslah berperan aktif dalam mewujudkannya. Untuk menciptakan generasi – generasi muda penerus bangsa, kita harus menciptakan kualitas pendidikan yang baik dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Baik siswa itu sendiri, guru – guru atau tenaga pendidik, sekolah – sekolah, sistem pembelajarannya, kurikulum pendidikan, maupun pemerintah semuanya harus saling mendukung dan bekerja sama dalam menciptakan iklim pendidikan yang kondusif. Semoga di waktu mendatang Indonesia mampu menciptakan generasi muda yang briliant dan mampu membanggakan Indonesia di mata dunia. Semangat memajukan Indonesia!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar