Kunyit
merupakan salah satu tanaman rempah dan bisa di golongkan sebagai tanaman obat.
Tanaman yang lebih dikenal sebagai kunir oleh masyarakat Jawa ini memiliki nama
latin Curcuma Longa Linn atau Curcuma
Domestica Val. Tanaman dari famili Zingiberaceae
ini tumbuh sangat baik di Indonesia dan mudah dijumpai di pasaran. Oleh ibu-ibu,
kunyit sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan seperti gulai, soto, dan
dijadikan pewarna alami dalam pembuatan nasi kuning. Selain sebagai pewarna
alami, kunyit juga memberikan aroma khas dan dapat menghilangkan bau amis pada
daging.
Kunyit
rasanya agak pahit, berbau khas aromatik, berwarna kuning dan tidak beracun.
Bagian utama dari kunyit yang memiliki khasiat obat adalah rimpangnya yang
berada di dalam tanah. Senyawa kimia utama yang terkandung dalam rimpang kunyit
adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Warna kuning berasal dari kurkuminoid
yang mengandung kurkumin. Aroma khasnya adalah dari minyak atsiri yang
mengandung alkohol seskuiterpen. Rimpang kunyit juga mengandung protein,
kalsium, fosfor, besi, lemak, dan gom.
Kunyit
sering dimanfaatkan dalam dunia kesehatan dan kecantikan. Meski banyak
manfaatnya ternyata harganya terbilang murah. Kunyit dapat menurunkan tekanan
darah, mengobati diare, sakit lambung, asma, usus buntu, dan rematik. Kunyit
memiliki kemampuan sebagai antimikroba, antiradang, dan antivirus. Kunyit juga
berpotensi meningkatkan jumlah antioksidan dalam tubuh. Kurcumin, senyawa
fenolik alami pada kunyit bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Sebagai antikoagulan alami, kunyit dapat menghalangi pembekuan darah dan
mencegah terjadinya trombosis. Kunyit dalam jamu atau bahan lulur digunakan
oleh para wanita untuk mencerahkan warna kulit serta menjadikan lebih sehat,
halus, dan mulus. Hal tersebut karena kunyit mempunyai aktivitas antiseptik
yang dapat menghilangkan gatal-gatal dan infeksi bakteri.
Kunyit
berpotensi dalam pengobatan kanker. Pada penderita kanker, sel-sel kanker
menjalar melalui pembuluh darah dan jaringannya menjadi tumor. Angiogenesis
juga terjadi, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebar ke arah tumor
untuk suplai nutrien, oksigen, dan sirkulasi kotoran. Kurkumin mengobati kanker
dengan menghambat laju pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru tersebut.
Wanita yang mengalami masalah haid dapat menggunakan kunyit untuk mengatasinya.
Efek farmakologis dapat melancarkan haid, mengurangi rasa nyeri, dan lelah saat
datang bulan.
Penyakit
pikun dapat diperlambat dengan sering mengonsumsi kunyit dalam makanan.
Penyakit Alzheimer adalah salah satu
penyakit pikun yang terjadi umumnya pada usia tua, ketika kapasitas fisik otak
berkurang. Kunyit berpotensi memperpanjang jangka waktu abilitas kognitif otak.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa manula di Asia yang sering mengonsumsi
kare yang mengandung kunyit memiliki daya ingatan yang lebih baik daripada
manula di benua yang lain.
Pola
kehidupan yang sudaah modern seperti sekarang ini, masyarakat semakin sibuk dan
tidak ada waktu untuk menggunakn kunyit secara konvensional. Kini terdapat
berbagai produk di pasaran yang menggunakan kunyit sebagai bahan utama maupun
tambahan dalam ramuannya. Di antaranya adalah jamu. Beberapa produsen telah
menjual kunyit dalam bentuk yang praktis,
mudah dikonsumsi, dan tahan lama.
Walaupun
kunyit memiliki banyak khasiat, penggunaanya harus bijaksana karena konsumsi
berlebihan bisa menyebabkan berbagai komplikasi. Kunyit tidak boleh digunakan
oleh penderita batu empedu. Ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter dahulu
sebelum mengonsumsi kunyit karena penggunaan terlalu banyak dapat menstimulasi
rahim yang dapat mendorong aliran menstruasi. Orang lanjut usia tidak boleh
mengonsumsi kunyit secara berlebihan karena dapat menyebabkan nyeri lambung,
gangguan hati maupun ginjal. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kunyit
kemungkinan memiliki efek terhadap kemoterapi, sehingga disarankan bagi Anda yang
sedang menjalankan kemoterapi untuk tidak menggunakan suplemen dari kunyit.
Referensi:
Gunasekaran,
Mohanapriya. 2012. Manfaat dan Khasiat
Kunyit bagi Manusia. Diakses dari
http://www.majalahkesehatan.com pada tanggal 17
September 2012.
Yulita Noor Dwi
Astuti
11201244010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar