Enam
tahun yang lalu saat sedang “booming”
nya tanaman hias. Dari kota sampai ke desa, sepertinya banyak yang suka. Dari
orang tua sampai anak-anak pun menyukainya. Mulai dari tanaman Kamboja dengan
berbagai jenisnya, eforbia dengan berbagai warna dan jenisnya, kaktus berbagai
ukuran dan bentuk yang bervariasi, dan bonsai yang dibentuk-bentuk berbagai
macam, serta Cemani Anthurium atau yang dikenal dengan “Gelombang Cinta” yang
setiap daunya bisa terjual ratusan ribu rupiah. Penjualan tanaman hias biasanya
sudah tersedia dipingir-pinggir jalan yang letaknya strategis,supaya para
pengendara jalan bisa dengan mudah membeli tanaman hias tersebut. Terkadang
pameran tanaman hias mulai rutin diadakan, karena permintaan pembelian tanaman
hias pada saat itu meningkat. Bila permintaan pembelian meningkat, maka harga
biasanya dinaikkan dari harga normal.
Tapi
sekarang daya tarik akan tanaman hias disaat ini mulai pudar dan menarik lagi.
Apa yang menyebabkan tanaman hias turun pamor? Mungkin, saya bisa memberikan
pendapat tentang masalah ini. Kurang pedulinya kita tentang lingkungan dengan
sikap acuh, dengan memprioritaskan pekerjaan yang sangat padat. Kegiatan
lingkungan, seperti menanam tanaman hias dan menyirami tanaman hias sebenarnya
mempunyai nilai penting yang bukan hanya sekedar demi kelestarian tanaman
tersebut, tapi bisa membuat psikis kita menjadi lebih berpikir positif. Tak
lupa fungsi tanaman hias bisa menyegarkan dan menyejukan halaman rumah. Kedua,terlalu
menghemat pengeluaran , dan lebih mementingkan membeli barang-barang konsumtif.
Yang ketiga karena para pembeli mengalami kebosanan dan kejenuhan pada tanaman
hias. Dan yang terakhir karena tanaman hias sudah tidak menjadi trend
dikalangan masyarakat saat ini. Demikianlah, beberapa penyebab penurunan harga
tanaman hias saat ini.
Untung Purnomo
11201244002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar