Selamat
pagi ibu. Ibu yang jauh disana. Ibu yang selalu bangun terlebih dahulu. Ibu
yang memasak air. Ibu yang mematikan lampu – lampu. Ibu yang membuka jendela –
jendela. Ibu yang menjumpai pagi terlebih dahulu daripada kami. Ibu yang
mengambil air wudhu kemudian bersujud pada Tuhan. Ibu yang membangunkan ayah,
membangunkan anak – anakmu yang lain selain aku. Ibu yang meracik bumbu –
bumbu. Ibu yang menanak nasi. Ibu yang
membersihkan rumah. Ibu yang membuatkan minuman hangat. Ibu yang menyiapkan
sarapan. Ibu yang berangkat bekerja setelah semua hiruk pikuk kesibukan
keluarga di pagi hari selesai. Selamat pagi ibu. Semoga harimu menyenangkan dan
semua urusanmu dilancarkan oleh tuhan.
Ibu,
pagi ini aku bangun tanpa harus ibu bangunkan. Aku merapikan sendiri tempat
tidurku. Aku menghadap tuhan dan berdoa untuk kebaikan kita di hari ini. Aku
membuat susu coklat hangat sendiri. Aku menyiapkan segala yang perlu disiapkan
untuk hari ini. Sendiri. Aku berangkat menuntut ilmu ibu. Semoga restumu selalu
menyertai langkahku.
Selamat
siang ibu. Aku menyapamu kembali di siang yang terik ini, di tempat ini.
Bagaimana langitmu di sana ibu? Ibu yang dari pagi berhadapan dengan setumpuk
kertas – kertas laporan. Ibu yang selalu berkutat dengan angka – angka. Ibu
yang harus kesana – kemari mengurus tugas – tugas pekerjaannya. Ibu yang mesti
rela menghabiskan waktu tidur siangnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang lebih
banyak. Ibu yang telah berusaha maksimal bekerja namun sesekali menjumpai
kesalahan. Ibu yang ditegur atasan karena kesalahan yang tidak di sengaja. Ibu
yang pulang pada pukul tiga sore. Ibu yang kelelahan demi mencari uang.
Ibu,
hari ini adalah hari yang sibuk buatku. Banyak sekali tugas dari bapak ibu
pendidik yang harus aku selesaikan. Tapi katamu aku tidak boleh mengeluh. Aku
tidak akan mengeluh, ibu. Aku akan selalu ingat kata – katamu, bahwa hidup
adalah belajar. Belajar tentang ilmu, pengetahuan, atau nilai – nilai
kehidupan. Aku ingat selalu. Ibu, aku bersyukur memiliki teman – teman yang
baik, yang tulus, yang mampu membuatku tertawa, yang mengusir sejenak
kerinduanku padamu, pada rumah. Aku baik – baik saja disini ibu.
Selamat
malam ibu. Hari sudah gelap. Ibu pasti sedang menyiapkan makan malam istimewa
bersama keluarga bukan? Ibu yang menghangatkan masakan. Ibu yang menata piring
– piring di meja. Ibu yang mengambilkan nasi untuk ayah. Ibu yang baru makan
setelah semua anggota keluarga makan. Ibu yang membereskan piring – piring
bekas makan. Ibu yang merapikan kembali meja makan. Ibu yang bergabung bersama
keluarga setelah semuanya beres. Ibu yang setia mendengarkan cerita dari ayah
maupun saudara – saudara yang lain. Ibu yang berangkat tidur setelah semua
tidur. Ibu yang bangun pada tengah malam. Ibu yang mempersembahkan sujudnya
pada Tuhan. Memohon dan mendoakan kami, bagian dari hidupnya.
Ibu.
Aku menulis ini ketika hariku hampir habis. Beberapa menit lagi akan berganti
hari. Hari ini ibu, aku dapat banyak sekali pelajaran tentang hidup ini. Tunggu
aku. Aku akan bercerita semua padamu ketika aku pulang nanti.
Ibu.
Aku sedih. Betapa jarak ini memisahkan raga kita. Aku tak lagi bisa melihat
senyummu setiap hari. Tak lagi bisa mendengar suaramu setiap hari. Tak lagi
bisa tidur di pangkuanmu setelah makan malam selesai. Tak lagi bisa bercanda
setiap hari. Tapi aku tahu ibu selalu menguatkanku lewat doa – doa yang ibu
panjatkan pada tuhan. Seperti halnya ibu, aku rela untuk sementara waktu
berpisah demi mengejar cita – citaku.
Ibu.
Ibu menyayangiku dengan cara – caranya yang menakjubkan. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih
untuk kasih sayangmu selama ini. Terima kasih atas segala yang ibu beri. Aku merindukan
ibu. Aku selalu ingat kata – kata dan pesanmu. Aku berusaha menjaga diriku.
Selamat malam ibu. Ku tutup hari ini dengan mendoakanmu. Semoga tidurmu
nyenyak. Semoga tuhan selalu bersamamu, menjaga hari – harimu. Salam untuk
ayah. Aku tidak akan banyak berkata - kata. Ketahuilah ibu, aku mencintaimu
pagi, siang, malam.
Resti Agistiasari
11201244005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar