Belakangan ini
layar kaca ramai memberitakan tentang pembantaian orang utan di Kalimantan
Barat. Warga yang berniat mengusir orang utan itu justru membuatnya terbakar
dan akhirnya mati. Orang utan termasuk dalam hewan yang hampir punah. Di
Indonesia, orang utan hidup di daerah hutan tropis Kalimantan dan Sumatera.
Kini hutan tropis semakin menyempit. Padahal Indonesia termasuk dalam salah
satu negara yang memiliki hutan tropis terluas di dunia. Seiring dengan
berkembangnya perekonomian dunia, banyak lahannya yang beralih fungsi menjadi
perkebunaan dan perumahan. Perkebunan di hutan tropis ini sebagian besar
ditanami kelapa sawit. Pengusaha kelapa sawit inilah yang menjadi salah satu
penyebab menyempitnya hutan tropis di Indonesia.
Orang utan yang
merasa habitatnya semakin sempit dan ketersediaan makanannya yang semakin
berkurang terkadang menyusup ke ke perkampungan warga dan perkebunan sawit.
Para petani sawit menganggap bahwa orang utan adalah hama. Orang utan yang
termasuk ke dalam makhluk omnivora ini memang sering memakan kelapa sawit dan
merusak tanaman. Pembasmian orang utan yang dianggap hama sawit ini memang
kerap ditemui. Padahal reproduksi hewan berlengan panjang ini sangatlah lamban.
Orang utan betina hanya memiliki sekitar tiga sampai empat keturunan seumur
hidupnya karena jumlah anak yang dilahirkan biasanya hanya satu ekor.
Orang utan yang
merupakan mamalia ini memakan buah-buahan, daun-daunan dan serangga. Hewan ini
hidup di pepohonan yang lebat dan
membuat sarang dengan dedaunan yang rimbun. Orang utan di Indonesia bahkan
telah diprediksi akan punah. Banyak usaha pelestarian orang utan yang telah
dilakukan pemerintah, salah satunya dengan memelihara orang utan di lokasi
tertentu namun tindakan ini sering kali tidak berdampak baik bagi orang utan
sendiri. Orang utan cenderung merasa nyaman hidup di habitat aslinya. Jika
seperti itu kejadiannya, maka hal apa lagi yang dapat kita lakukan?
Alyasinta Mulya
W.
11201241061
Tidak ada komentar:
Posting Komentar