Menyimak
merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan berbahasa
lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak merupakan
bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat penting, karena menyimak
merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Menurut Tadkiroatun Musfiroh dan
Dwi Hanti Rahayu (2004:5), menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami dan
memperoleh informasi yang disampaikan oleh pembicara dengan melibatkan segenap
aspek mental kejiwaan, seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, mereaksi,
dll. Menyimak dibedakan dari mendengar dan mendengarkan. Mendengar yaitu
menangkap bunyi melalui alat indra tanpa ada unsur kesengajaan, sedangkan
mendengarkan adalah menangkap suatu bunyi melalui alat indra dengan perhatian
penuh karena ada unsur kesengajaan. Pada hakikatnya menyimak adalah mendengarkan
dan memahami bahan/materi simakan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan
utama dari menyimak adalah menangkap dan memahami pesan, ide, atau gagasan yang
terkandung dalam bahan/materi simakan.
Kegiatan
menyimak sangat berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa
seseorang. Sebagai makhluk sosial, setiap hari kita pasti membutuhkan
komunikasi antar orang, komunikasi tersebut banyak dilakukan secara lisan
sehingga kemampuan menyimak dianggap sangat penting dimiliki oleh setiap orang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menyimak sangat mendominasi kegiatan
berbahasa yang lain. Anak kecil yang baru mulai belajar berbahasa, dimulai
dengan menyimak/mendengarkan bunyi-bunyi yang didengarnya, kemudian belajar
menirukan, lalu mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan. Menyimak sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya disekolah, namun dimana saja
untuk memperoleh informasi, memperluas wawasan dan pengetahuan maupun hanya
untuk kesenangan. Meskipun mendengarkan/menyimak sangat perperan penting, namun
sering kali penyimak mengalami kesulitan sehingga informasi yang diperoleh pun
tidak maksimal.
Didalam proses menyimak terdapat 4 unsur dasar, yaitu pembicara, penyimak, bahan/materi simakan dan bahasa lisan. Keempat unsur dasar tersebut harus ada dan wajib ada didalam proses menyimak. Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki sikap seperti berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17).
1. Bersikap
objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh
oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana,
sarana, dan prasarana.
2. Bersikap
kooperatif, penyimak harus bersedia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk
keberhasilan komunikasi.
3. Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang
jelas.
Di
sekolah menyimak merupakan kegiatan pokok dalam proses belajar-mengajar. Sebab
menyimak sangatlah penting untuk siswa. Dengan menyimak siswa tersebut dapat
menangkap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga mereka
menjadi paham akan materi tersebut, dan bertambahlah wawasan dan
pengetahuannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering pula harus menyimak
berita, cerita, pengumuman, laporan, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang
mampu menyimak dengan baik, padahal kemajuan seseorang sangat tergantung pada
kemampuan menyimak berbagai informasi. Jika seseorang banyak mendapatkan
informasi berarti orang itu bertambah pengetahuan, dan wawasan sehingga
meningkatkan daya pikir. Namun kemampuan menyimak seseorang sangat berbeda.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak seseorang dapat terjadi dari sumber
internal dan eksternal penyimak.
Faktor
internal meliputi kondisi fisik penyimak dan kondisi psikologi penyimak. Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting
yang turut menentukan keberhasilan serta kualitas dalam menyimak.
Penyimak harus memiliki kondisi fisik yang baik dan sehat terutama bagian alat indra
pendengaran, karena dalam proses menyimak yang paling penting adalah alat
pendengaran. Oleh sebab itu menyimak harus membutuhkan kondisi yang fit,
sehingga mampu melakukan aktivitas menyimak dengan baik. Selain itu jika penyimak
merasa lelah, lapar, atau sakit, maka dia akan mengalami kesulitan saat
menyimak. Oleh karena itu,
faktor-faktor fisik yang dapat mengganggu dan menghambat proses kelancaran
menyimak perlu dihilangkanatau diminimalkan. Kondisi psikologis juga turut mempengaruhi proses menyimak. Kondisi psikologis yang positif akan memberi pengaruh yang baik,
sedangkan kondisi
psikologis yang negatif akan memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan
menyimak. Faktor negatif itu antara lain prasangka
buruk, kurang simpati, keasikan
terhadap hal pribadi,
pandangan yang kurang luas, kebosanan dan kejenuhan. Sedangkan faktor positif yang menguntungkan bagi kegiatan menyimak, antara
lain pengalaman masa lalu yang menyenangkan sehingga dapat menentukan minat dan
pilihan, serta kepandaian yang beraneka ragam.
Menurut
Tarigan dari faktor internal selain kondisi fisik dan psikologi penyimak, ada
juga faktor pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi, dan faktor jenis
kelamin.
Faktor
eksternal meliputi kondisi lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan
proses
menyimak. Faktor lingkungan
berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan
dan penataan ruangan serta sarana dalam pembelajaran menyimak. Lingkungan
fisik yang bising, gaduh, panas, hujan, dll akan juga mempengaruhi dalam
kegiatan menyimak. Lingkungan
sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk mengekspresikan ide-ide
mereka, dan juga mengetahui bahwa sumbangan-sumbangan mereka akan diterima
dan dihargai. Anak-anak yang sering didengarkan akan lebih siap lagi untuk
mendengarkan apabila orang lain sedang berbicara (Tadkiroatun Musfiroh dan Dwi
Hanti Rahayu, 2004:25).
Dari segi eksternal, selain faktor lingkungan ada juga faktor pembicara maupun
faktor materi/bahan simakan. Pembicara
adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar
melalui bahasa lisan. Pembicara harus benar-benar menguasai bahan yang
dibicarakan. Dalam menyampaikan bahan, si pembicara harus berbicara dengan
jelas, intonasinya harus tepat, susunan
kalimatnya sederhana dan benar, menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, serta harus sistematis. Pembicara harus percaya pada
kemampuan diri sendiri, gaya berbicara dengan penampilan yang sederhana tetapi
menarik, serta pembicara berusaha mengadakan kontak demgam
penyimak dan menguasai para pendengarnya.
Isi atau materi yang disampaikan oleh pembicara
harus memenuhi syarat-syarat tertentu
agar sesuai dengan selera pendengar/penyimak, misalnya materi yang
disampaikan harus menarik, aktual, terbaru, dll.
Sebagai penyimak
yang baik, hendaknya kita harus mengetahui dan memahami faktor apa saja yang dalam
mempengaruhi proses menyimak dan berusaha untuk meminimalisirnya, sehingga
kegiatan menyimak dapat berjalan dengan lancar dan maksimal. Menyimak merupakan
kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya disekolah, namun
dimana saja kita berada. Jadilah penyimak yang baik sehingga dapat menambah
ilmu dan pengetahuan kita, serta lebih merekatkan hubungan persaudaraan antar
manusia, karena tujuan kegiatan menyimak salah satunya adalah untuk
berkomunikasi dan untuk mendapatkan informasi.
Sumber
Musfiroh,
Tadkiroatun dan Dwi Hanti Rahayu. 2004. Menyimak
Komprehensif dan Kritis. Yogyakarta:
UNY
Diakses pada tanggal 15
Juni 2012, pada pukul 20.40 WIB
Diakses pada tanggal 15
Juni 2012, pada pukul 20.30 WIB
Nama : Adistya Oka Sandi P
NIM : 11201244001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar