Gaul
merupakan sebuh cara menjalin hubungan akrab antar individu. Di era modern ini
gaul cenderung diartikan sebuah model, pola, dan gaya hidup yang cenderung
mengarah pada kemewahan, matrealistis, konsumtif, dan hedonistis. Gaul dapat
menarik minat individu akan produk-produk yang dihasilkan kemajuan zaman. Segala
sesuatu yang bernuansa baru pasti diminati sementara yang sudah lama dianggap
ketinggalan zaman. Fenomena gaul merupakan reaksi terhadap pengaruh
perkembangan zaman. Gaya hidup seperti ini sangat mudah merasuki mental dan perilaku
kaum muda.
Secara
psikologis kaum muda masih sangat labil. Watak kaum muda yang dinamis dan penuh
emosi rentan terhadap temperamen gaul. Kaum muda pada dasarnya sedang mengalami
krisis identitas untuk mencari identitas dirinya. Mereka sedang berupaya untuk
mencapai sebuah identitas diri yang ideal dan mampu mendongkrak popularitasnya.
Oleh karena itu gaul dianggap sebagai piihan yang tepat. Identitas anak gaul
dicirikan oleh kecakapannya mengetahui banyak informasi. Tidak hanya
pengetahuan yang diperoleh dari sekolah tapi juga mengetahui trend-trend terbaru yang sedang beredar
di pasaran. Selain itu anak gaul dapat dilihat dari gaya rambut, fashion,
hingga pemakaian bahasa alay. Anak
gaul biasanya tergabung dalam kelompok-kelompok tertentu yang dinamakan gank-gank. Mereka akan lebih percaya
diri jika berjalan bersama teman sebayanya.
Anak
gaul merupakan kelompok anak muda yang menyukai segala sesuatu yang up to date. Anak gaul peduli pada
temuan-temuan yang inovatif dan tidak berselera pada hal yang biasa-biasa saja.
Mereka menyukai hal-hal yang sensasional. Tidak segan kaum muda meniru gaya
yang ngetren demi menghindari cap
“KuPer” (kurang pergaulan). Sering kali peniruan tersebut dilakukan secara
berlebihan dan sebagai ajang pamer. Trend
gaul menjadikan kaum muda merasa asing dengan budayanya sendiri. Gaul
berpotensi mengasingkan kaum muda dari tradisi budaya lokal.
Anak
gaul juga sangat mengikuti perkembangan teknologi. Mereka berusaha untuk
memiliki trend gadget masa kini. Kalau
belum mampu membeli blackberry, mereka
akan membeli handphone yang memiliki
ciri fisik yang sama dengan smartphone
tersebut. Hangout sering mereka
lakukan, di tempat itulah mereka berusaha menampilkan identitas agar diakui
eksistensinya.
Yulita Noor Dwi Astuti
11201244010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar