Rabu, 19 Desember 2012

Sinopsis: Sekolah Sang Nabi



Sinopsis: Sekolah Sang Nabi
Karya: Abdillah Firmanzah Hasan

Novel ini berkisah tentang kehidupan seorang pemuda lulusan Universitas terkemuka di luar negeri bernama Hilman. Setelah selesai dengan studinya di luar negeri, Hilman kembali ke kediamannya yang berada di Surabaya bersama orangtuanya. Kehidupan Hilman berubah ketika paman Yon mempekerjakannya diperusahaan yang bergerak dibidang furniture, dia diposisikan sebagai manajer. Disana pulalah Hilman menemukan tambatan hatinya, yaitu asistennya yang bernama Sabilah. Mereka akhirnya menikah setelah adanya proses perjodohan yang tidak terduga, orangtua Hilman tidak mengetahui jika Sabilah adalah rekan kerja Hilman.
Masalah muncul ketika Hilman di PHK lantaraan perusahaan paman Yon mengalami kebangkrutan. Alhasil, Hilman hidup sebagai seorang penganggur. Namun, kehidupannya sebagai pengangguran tak berjalan lama. Hilman yang semula menjadi  donatur di Panti Yatim Bil Yatimi mulai tergerak hatinya untuk menjadi pengajar bagi anak-anak yatim yang berada di panti itu. Hilman merasa iba akan kondisi panti yang dianggapnya kurang layak, dan pengajar yang kurang akibat tidak ada yang berminat menjadi pengajar dengan gaji pas-pasan.
Kehidupannya sebagai pengajar di Panti Yatim Bil Yatimi berjalan seperti biasa. Hingga suatu saat, Hilamn mengadopsi salah satu anak didiknya bernama Alisha. Kehidupan rumah tangga Hilman dan Sabilah menjadi lebih berwarna semenjak kedatangan Alisha. Namun, kehidupan mereka terkendala masalah ekonomi yang memaksanya untuk mencari pinjaman di warung-warung terdekat. Karena tak sanggup melunasinya, Sabilah menjual cincin kawinnya untuk menutupi utangnya.
Perjalanan hidup Hilman dan keluarganya kembali diuji ketika Alisha menghilang saat berlibur ke pantai bersama Sabilah dan neneknya. Tingkah laku Sabilah mulai berubah, ia sering merenung sendiri, terkadang air mata meleleh di kedua pipinya. Pikiran Sabilah tambah kacau saat ia membaca isi surat yang tersimpan rapi bersama akta pernikahannya. Surat itu berisi lamaran dari Ustadz Malik, pengasuh Pondok Pesantren Insan Kamil kepada Hilman, anak asuh yang paling ia sayangi. Ustadz Malik berencana menjodohkan Hilman dengan anaknya Farhama.
Kehidupan Hilman serasa kosong ketika ia ditinggal Sabilah yang meninggal akibat serangan jantung yang dideritanya. Namun, semua masalah itu berakhir dengan kebahagiaan ketika Hilman diangkat oleh Ustadz Malik menjadi pengasuh Pondok Pesantren Insan Kamil dan dijodohkan dengan Farhama. Kebahagiaan bertamabah saat ia melihat Alisha, anak angkatnya yang menghilang. Hilman baru mengetahui bahwa Alisha adalah anak kandung Farhama. Kehidupannya sebagai pengajar di Panti Yatim Bil Yatimi tetap berlanjut walaupun ia sudah menjadi pengasuh pondok pesantren. Pondok Pesantren Insan Kamil yang diasuh oleh Hilman juga menjadi donatur tetap bagi Panti Yatim Bil Yatimi.

FX. Dalu Pradhah Prasaja 
 (11201241068/ H) PBSI, UNY

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar