Sinopsis: Sekolah Sang Nabi
Karya:
Abdillah Firmanzah Hasan
Novel
ini berkisah tentang kehidupan seorang pemuda lulusan Universitas terkemuka di
luar negeri bernama Hilman. Setelah selesai dengan studinya di luar negeri,
Hilman kembali ke kediamannya yang berada di Surabaya bersama orangtuanya.
Kehidupan Hilman berubah ketika paman Yon mempekerjakannya diperusahaan yang
bergerak dibidang furniture, dia diposisikan sebagai manajer. Disana pulalah
Hilman menemukan tambatan hatinya, yaitu asistennya yang bernama Sabilah.
Mereka akhirnya menikah setelah adanya proses perjodohan yang tidak terduga,
orangtua Hilman tidak mengetahui jika Sabilah adalah rekan kerja Hilman.
Masalah
muncul ketika Hilman di PHK lantaraan perusahaan paman Yon mengalami
kebangkrutan. Alhasil, Hilman hidup sebagai seorang penganggur. Namun,
kehidupannya sebagai pengangguran tak berjalan lama. Hilman yang semula
menjadi donatur di Panti Yatim Bil
Yatimi mulai tergerak hatinya untuk menjadi pengajar bagi anak-anak yatim yang
berada di panti itu. Hilman merasa iba akan kondisi panti yang dianggapnya
kurang layak, dan pengajar yang kurang akibat tidak ada yang berminat menjadi
pengajar dengan gaji pas-pasan.
Kehidupannya
sebagai pengajar di Panti Yatim Bil Yatimi berjalan seperti biasa. Hingga suatu
saat, Hilamn mengadopsi salah satu anak didiknya bernama Alisha. Kehidupan
rumah tangga Hilman dan Sabilah menjadi lebih berwarna semenjak kedatangan
Alisha. Namun, kehidupan mereka terkendala masalah ekonomi yang memaksanya
untuk mencari pinjaman di warung-warung terdekat. Karena tak sanggup
melunasinya, Sabilah menjual cincin kawinnya untuk menutupi utangnya.
Perjalanan
hidup Hilman dan keluarganya kembali diuji ketika Alisha menghilang saat
berlibur ke pantai bersama Sabilah dan neneknya. Tingkah laku Sabilah mulai
berubah, ia sering merenung sendiri, terkadang air mata meleleh di kedua
pipinya. Pikiran Sabilah tambah kacau saat ia membaca isi surat yang tersimpan
rapi bersama akta pernikahannya. Surat itu berisi lamaran dari Ustadz Malik,
pengasuh Pondok Pesantren Insan Kamil kepada Hilman, anak asuh yang paling ia
sayangi. Ustadz Malik berencana menjodohkan Hilman dengan anaknya Farhama.
Kehidupan
Hilman serasa kosong ketika ia ditinggal Sabilah yang meninggal akibat serangan
jantung yang dideritanya. Namun, semua masalah itu berakhir dengan kebahagiaan
ketika Hilman diangkat oleh Ustadz Malik menjadi pengasuh Pondok Pesantren
Insan Kamil dan dijodohkan dengan Farhama. Kebahagiaan bertamabah saat ia
melihat Alisha, anak angkatnya yang menghilang. Hilman baru mengetahui bahwa
Alisha adalah anak kandung Farhama. Kehidupannya sebagai pengajar di Panti
Yatim Bil Yatimi tetap berlanjut walaupun ia sudah menjadi pengasuh pondok
pesantren. Pondok Pesantren Insan Kamil yang diasuh oleh Hilman juga menjadi donatur
tetap bagi Panti Yatim Bil Yatimi.
FX.
Dalu Pradhah Prasaja
(11201241068/ H)
PBSI, UNY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar